Kali ini saya akan share pengalaman saya dalam melakukan analisis struktur tower BTS dengan menggunakan Software MsTower.
Permasalahan yang sering di temui dalam perkuliahan Teknik Sipil yaitu Jalan, Jembatan, Gedung, Bangunan Air atau pun Geoteknik (Tanah) sedangkan untuk tower-tower BTS yang sering kita temui di jalan jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali di bicarakan dalam perkuliahan.
Pikiran "nakal" saya sering bertanya-tanya bagaimana ya mendapatkan gaya dalam dari si tower itu? trus beban apa saja yang sangat menentukan dalam pendesainan?. Ternyata pentanyaan itu di jawab olehNya dengan membawa saya ke sebuah konsultan struktur yang sering melakukan analisis tower tersebut.
Pikiran pertama jika ingin mengalisis struktur baja tersebut pasti terpikir Software SAP2000 (yang sering membantu saya selama perkuliahan) namun setelah di pikir-pikir pasti akan butuh waktu yang lama. melakukan pemodelannya saja sangat menyita waktu dan "ribet". Ternyata ada program yang secara khusus analisis tower tersebut yaitu MsTower. Teman-teman yang sering mengunakan SAP2000 pasti saat pertama melihat software Mstower akan bertanya-tanya "ini software sama T-Rex duluan mana ya diciptanya?". Iya karna software ini untuk masalah User Interface sangat kurang dalam melakukan pemodelan dan pembebanan lebih banyak menggunakan perintah dalam bentuk text seperti software pemograman. Namun karena MsTower tidak ada yang baru yah bagaimana lagi?
Tulisan saya ini tidak menjelaskan seperti tutorial-tutorial yang sering kalian liat di buku-buku, blog, Video. saya hanya menjelaskan secara singkat saja, mungkin dilain waktu saya akan menjelaskan secara detail.
Tahap Pemodelan
Di MsTower dalam melakukan pemodelan ada yang dinamakan TD file
TD File berisi Perintah untuk melakukan Build dari Tower tersebut. Bentuk TD seperti dibawah ini
Tahap Pembebanan Di MsTower dalam melakukan pemodelan ada yang dinamakan TWR file
TD File berisi Perintah untuk melakukan pembebanan dari Tower tersebut.Pembebanan tersebut meliputi beban antena dan angin. Antena sendiri biasanya terbagi 2 yaitu antena sektoral dan antena Microwave. untuk beban angin menggunakan kecepatan angin 120 km/jam atau 33,3 m/s dalam analisis survive dan 80 km/jam atau 23,3 m/s dalam analisis oprasional
Run
Warna merah menadakan stress ratio melebihi 1 (tidak aman)
Standar yang digunakan dalam analisis tower biasanya adalah EIA-222-F
amiboyz
Jika menulis itu lebih baik menulislah
07 Desember, 2011
25 November, 2011
Meja Kerja Berantakan Merugikan Perusahaan-Perusahaan di Amerika Sebesar 177 Milyar US
Meja kerja dengan berbagai kertas kerja yang berantakan atau file di
komputer yang tidak tertata rapi ibarat macan kertas sedang mengamuk
yang belum Anda jinakkan.
"Taming The Paper Tiger" (Menjinakan Macan Kertas) adalah buku
klasik yang terbit di era tahun 90 an. Buku karya Barbara Hempill ini
dengan sistematis menjelaskan berbagai cara yang sudah terbukti efektif
dalam mengatur dengan rapih berbagai barang barang dan kertas kerja Anda
serta bukan sebaliknya malah barang barang dan kertas kerja tersebut
yang mengatur waktu Anda karena sibuk mencari cari barang atau kertas
yang tidak tertata rapi bahkan malah mencarinya diantara tumpukan kertas
yang dianggap penting namun sebenarnya belum dibutuhkan saat itu .
Kenapa barang barang atau kertas kerja itu sebaiknya harus tertata rapih
?. Barbara dalam salah satu webnya menjelaskan bahwa berdasarkan sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Brother International- Amerika Serikat
pada tahun 2010 menjelaskan bahwa meja yang berantakan dan waktu yang
habis digunakan untuk mencari barang barang yang tidak pada tempatnya
telah merugikan perusahaan perusahaan di Amerika sebesar 177 Milyar US
Dollar per tahunnya. Hal tersebut juga setara dengan kehilangan waktu
kerja selama 2 minggu. Lagi pula bagi kita pribadipun tentunya ingin
setiap pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien hingga dapat
diselesaikan dengan cepat dan benar kan ?.
Barbara memulai tips untuk menjinakan macan kertas yang mengamuk di meja
kerja Anda (dalam bentuk tumpukan kertas atau barang yang berserakan)
dengan 4 pertanyaan dasar :
· Apakah saya benar benar butuh untuk menyimpan kertas kerja
atau barang ini ?
· Dimana sebaiknya saya harus menyimpan kertas kerja atau
barang ini ?
· Sampai berapa lama sebaiknya saya harus terus menyimpan
kertas kerja atau barang ini ?
· Semudah apa nantinya saya dapat menemukan tempat
penyimpanan kertas kerja atau barang ini ketika sedang membutuhkan ?
Selanjutnya Barbara memberikan solusi dengan sistem manajemen kertas
kerja yang tujuan utamanya adalah :
· Menyingkirkan kertas kerja yang tidak diperlukan
· Hindari menggunakan kertas kerja yang tidak diperlukan
· Membuat tempat khusus penyimpana kertas kerja atau barang
yang benar benar penting
· Membuat metode pengarsipan kertas kerja Anda sehingga
menjadi lebih mudah dicari apabila diperlukan.
Di era digital ini Barbara pun lebih menganjurkan untuk menggunakan
kertas digital (file dalam bentuk pdf atau format lainnya) yang bisa
diarsipkan dalam computer Anda sehingga berdampak pada penghematan
kertas kerja.
Ayo taklukan macan kertas yang mengamuk di meja Anda dengan membereskan
dan mengatur kertas kerja di meja / file di computer dan meletakan
kertas kerja diatas meja atau membuka file di layar komputer hanya yang
memang akan segera Anda kerjakan saat itu dan yang belum akan dikerjakan
saat itu masuk arsip atau kotak dulu ya. Disamping tidak enak dipandang
juga bikin sedikit stress melihat tumpukan pekerjaan yang belum selesai
di depan kita. Satu satu saja dulu diselesaikan, pada akhirnya semuanya
selesai juga kan.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: lorco.co.id dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
komputer yang tidak tertata rapi ibarat macan kertas sedang mengamuk
yang belum Anda jinakkan.
"Taming The Paper Tiger" (Menjinakan Macan Kertas) adalah buku
klasik yang terbit di era tahun 90 an. Buku karya Barbara Hempill ini
dengan sistematis menjelaskan berbagai cara yang sudah terbukti efektif
dalam mengatur dengan rapih berbagai barang barang dan kertas kerja Anda
serta bukan sebaliknya malah barang barang dan kertas kerja tersebut
yang mengatur waktu Anda karena sibuk mencari cari barang atau kertas
yang tidak tertata rapi bahkan malah mencarinya diantara tumpukan kertas
yang dianggap penting namun sebenarnya belum dibutuhkan saat itu .
Kenapa barang barang atau kertas kerja itu sebaiknya harus tertata rapih
?. Barbara dalam salah satu webnya menjelaskan bahwa berdasarkan sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Brother International- Amerika Serikat
pada tahun 2010 menjelaskan bahwa meja yang berantakan dan waktu yang
habis digunakan untuk mencari barang barang yang tidak pada tempatnya
telah merugikan perusahaan perusahaan di Amerika sebesar 177 Milyar US
Dollar per tahunnya. Hal tersebut juga setara dengan kehilangan waktu
kerja selama 2 minggu. Lagi pula bagi kita pribadipun tentunya ingin
setiap pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien hingga dapat
diselesaikan dengan cepat dan benar kan ?.
Barbara memulai tips untuk menjinakan macan kertas yang mengamuk di meja
kerja Anda (dalam bentuk tumpukan kertas atau barang yang berserakan)
dengan 4 pertanyaan dasar :
· Apakah saya benar benar butuh untuk menyimpan kertas kerja
atau barang ini ?
· Dimana sebaiknya saya harus menyimpan kertas kerja atau
barang ini ?
· Sampai berapa lama sebaiknya saya harus terus menyimpan
kertas kerja atau barang ini ?
· Semudah apa nantinya saya dapat menemukan tempat
penyimpanan kertas kerja atau barang ini ketika sedang membutuhkan ?
Selanjutnya Barbara memberikan solusi dengan sistem manajemen kertas
kerja yang tujuan utamanya adalah :
· Menyingkirkan kertas kerja yang tidak diperlukan
· Hindari menggunakan kertas kerja yang tidak diperlukan
· Membuat tempat khusus penyimpana kertas kerja atau barang
yang benar benar penting
· Membuat metode pengarsipan kertas kerja Anda sehingga
menjadi lebih mudah dicari apabila diperlukan.
Di era digital ini Barbara pun lebih menganjurkan untuk menggunakan
kertas digital (file dalam bentuk pdf atau format lainnya) yang bisa
diarsipkan dalam computer Anda sehingga berdampak pada penghematan
kertas kerja.
Ayo taklukan macan kertas yang mengamuk di meja Anda dengan membereskan
dan mengatur kertas kerja di meja / file di computer dan meletakan
kertas kerja diatas meja atau membuka file di layar komputer hanya yang
memang akan segera Anda kerjakan saat itu dan yang belum akan dikerjakan
saat itu masuk arsip atau kotak dulu ya. Disamping tidak enak dipandang
juga bikin sedikit stress melihat tumpukan pekerjaan yang belum selesai
di depan kita. Satu satu saja dulu diselesaikan, pada akhirnya semuanya
selesai juga kan.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: lorco.co.id dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
21 November, 2011
Top 100 World's largest corporations 2011 (Fortune 500)
Rank | Company | Revenues ($ millions) |
Profits ($ millions) |
---|---|---|---|
1 | Wal-Mart Stores | 421,849 | 16,389 |
2 | Royal Dutch Shell | 378,152 | 20,127 |
3 | Exxon Mobil | 354,674 | 30,460 |
4 | BP | 308,928 | -3,719 |
5 | Sinopec Group | 273,422 | 7,629 |
6 | China National Petroleum | 240,192 | 14,367 |
7 | State Grid | 226,294 | 4,556 |
8 | Toyota Motor | 221,760 | 4,766 |
9 | Japan Post Holdings | 203,958 | 4,891 |
10 | Chevron | 196,337 | 19,024 |
11 | Total | 186,055 | 14,001 |
12 | ConocoPhillips | 184,966 | 11,358 |
13 | Volkswagen | 168,041 | 9,053 |
14 | AXA | 162,236 | 3,641 |
15 | Fannie Mae | 153,825 | -14,014 |
16 | General Electric | 151,628 | 11,644 |
17 | ING Group | 147,052 | 3,678 |
18 | Glencore International | 144,978 | 1,291 |
19 | Berkshire Hathaway | 136,185 | 12,967 |
20 | General Motors | 135,592 | 6,172 |
21 | Bank of America Corp. | 134,194 | -2,238 |
22 | Samsung Electronics | 133,781 | 13,669 |
23 | ENI | 131,756 | 8,368 |
24 | Daimler | 129,481 | 5,957 |
25 | Ford Motor | 128,954 | 6,561 |
26 | BNP Paribas | 128,726 | 10,388 |
27 | Allianz | 127,379 | 6,693 |
28 | Hewlett-Packard | 126,033 | 8,761 |
29 | E.ON | 125,064 | 7,752 |
30 | AT&T | 124,629 | 19,864 |
31 | Nippon Telegraph & Telephone | 120,316 | 5,950 |
32 | Carrefour | 120,297 | 574 |
33 | Assicurazioni Generali | 120,234 | 2,254 |
34 | Petrobras | 120,052 | 19,184 |
35 | Gazprom | 118,657 | 31,895 |
36 | J.P. Morgan Chase & Co. | 115,475 | 17,370 |
37 | McKesson | 112,084 | 1,202 |
38 | GDF Suez | 111,888 | 6,114 |
39 | Citigroup | 111,055 | 10,602 |
40 | Hitachi | 108,766 | 2,789 |
41 | Verizon Communications | 106,565 | 2,549 |
42 | Nestlé | 105,267 | 32,843 |
43 | Crédit Agricole | 105,003 | 1,673 |
44 | American International Group | 104,417 | 7,786 |
45 | Honda Motor | 104,342 | 6,236 |
46 | HSBC Holdings | 102,680 | 13,159 |
47 | Siemens | 102,657 | 5,268 |
48 | Nissan Motor | 102,430 | 3,727 |
49 | Pemex | 101,506 | -3,758 |
50 | Panasonic | 101,491 | 864 |
51 | Banco Santander | 100,350 | 10,835 |
52 | International Business Machines | 99,870 | 14,833 |
53 | Cardinal Health | 98,602 | 642 |
54 | Freddie Mac | 98,368 | -14,025 |
55 | Hyundai Motor | 97,408 | 4,708 |
56 | Enel | 97,185 | 5,814 |
57 | CVS Caremark | 96,413 | 3,427 |
58 | JX Holdings | 95,964 | 3,640 |
59 | Lloyds Banking Group | 95,682 | -4,103 |
60 | Hon Hai Precision Industry | 95,191 | 2,450 |
61 | Tesco | 94,185 | 4,104 |
62 | UnitedHealth Group | 94,155 | 4,634 |
63 | Wells Fargo | 93,249 | 12,362 |
64 | Aviva | 90,211 | 2,260 |
65 | Metro | 89,081 | 1,126 |
66 | PDVSA | 88,361 | 4,313 |
67 | Statoil | 87,646 | 6,302 |
68 | Électricité de France | 86,309 | 1,351 |
69 | Lukoil | 86,078 | 9,006 |
70 | Valero Energy | 86,034 | 324 |
71 | BASF | 84,597 | 6,036 |
72 | Société Générale | 84,350 | 5,188 |
73 | Sony | 83,845 | -3,031 |
74 | ArcelorMittal | 83,443 | 2,916 |
75 | Deutsche Telekom | 82,674 | 2,245 |
76 | Kroger | 82,189 | 1,116 |
77 | Industrial & Commercial Bank of China | 80,501 | 24,398 |
78 | Telefónica | 80,444 | 13,466 |
79 | BMW | 80,099 | 4,262 |
80 | Procter & Gamble | 79,689 | 12,736 |
81 | Nippon Life Insurance | 78,571 | 2,631 |
82 | SK Holdings | 78,435 | 570 |
83 | EXOR Group | 78,123 | 182 |
84 | AmerisourceBergen | 77,954 | 637 |
85 | Costco Wholesale | 77,946 | 1,303 |
86 | Petronas | 76,876 | 17,479 |
87 | China Mobile Communications | 76,673 | 9,733 |
88 | Munich Re Group | 76,220 | 3,208 |
89 | Toshiba | 74,706 | 1,609 |
90 | Peugeot | 74,251 | 1,502 |
91 | Prudential | 73,598 | 2,210 |
92 | Vodafone | 71,344 | 12,389 |
93 | Deutsche Post | 71,121 | 3,366 |
94 | Repsol YPF | 70,456 | 6,216 |
95 | China Railway Group | 69,973 | 1,106 |
96 | Dexia Group | 69,491 | 958 |
97 | Groupe BPCE | 69,297 | 4,821 |
98 | Indian Oil | 68,837 | 1,719 |
99 | Marathon Oil | 68,413 | 2,568 |
100 | Royal Bank of Scotland | 68,088 | -1,546 |
22 Oktober, 2011
Fauzi Saleh, Bos Properti yang Sebelumnya Penjaga Gudang
Fauzi Saleh, contoh
seorang pengusaha sukses sekaligus dermawan. Ini berkat kompak dengan
karyawannya. Derai tawa dan gaya bicaranya yang khas menjadi ciri khas
H. Fauzi Saleh dalam meladeni tamunya. Pengusaha perumahan mewah Pesona
Depok dan Pesona Khayangan yang hanya lulusan SMP tersebut memang lahir
dan dibesarkan di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Setamat dari SMP pada
tahun 1966, beliau telah merasakan kerasnya kehidupan di ibukota. Saat
itu Fauzi terpaksa bekerja sebagai pencuci mobil di sebuah bengkel
dengan gaji Rp 700 per minggu. Bahkan delapan tahun silam, dia masih
dikenal sebagai penjaga gudang di sebuah perusahaan. Tapi, kehidupan
ibarat roda yang berputar.
Sekarang
posisi ayah 6 anak yang berusia 45 tahun ini sedang berada diatas. Pada
suatu saat di hari ulang tahunnya, pria bertubuh kecil ini memberikan
50 unit mobil kepada 50 dari sekitar 100 karyawan tetapnya. Selain itu
para karyawan tetap dan sekitar 2.000 buruh mendapat bonus sebulan gaji.
Total Dalam setahun, karyawan dan buruhnya mendapat 22 kali gaji
sebagai tambahan, 3 bulan gaji saat Idul Fitri, 2 bulan gaji saat bulan
Ramadhan dan Hari Raya Haji, dan 1 bulan gaji saat 17 Agustus, tahun
baru dan hari ulang tahun Fauzi. Selain itu, setiap karyawan dan buruh
mendapat Rp5.000 saat selesai shalat Jumat dari masjid miliknya di
kompleks perumahan Pesona Depok.
Sikap dermawan ini tampaknya tak
lepas dari pandangan Fauzi, yang menilai orang-orang yang bekerja
padanya sebagai kekasih. “Karena mereka bekerjalah saya mendapat
rezeki.”, katanya. Manajemen kasih sayang yang diterapkan Fauzi ternyata
ampuh untuk memajukan perusahaan. Seluruh karyawan bekerja
bahu-membahu. “Mereka seperti bekerja di perusahaan sendiri,” katanya.
Prinsip manajemen “Bismillah” itu
telah dilakukan ketika mulai berusaha pada tahun 1989 silam, yaitu
setelah dia berhenti bekerja sebagai petugas keamanan. Berbekal uang
simpanan dari hasil ngobyek sebagai tukang taman, sebesar Rp30 juta,
beliau kemudian membeli tanah 6 x 15 meter sekaligus membangun rumah di
jalan Jatipadang, Jakarta Selatan.
Untuk menyiapkan rumah itu secara
utuh diperlukan tambahan dana sebesar 10 juta. Meski demikian, Fauzi
tidak berputus asa. Setiap malam jumat, Fauzi dan pekerjanya sebanyak 12
orang, selalu melakukan wirid Yasiin, zikir dan memanjatkan doa agar
usaha yang sedang mereka rintis bisa berhasil. Mungkin karena usaha itu
dimulai dengan sikap pasrah, rumah itupun siap juga. Nasib baik memihak
Fauzi. Rumah yang beliau bangun itu laku Rp51 juta.
Uang hasil penjualan itu
selanjutnya digunakan untuk membeli tanah, membangun rumah, dan menjual
kembali. Begitu seterusnya, hingga pada 1992 usaha Fauzi membesar. Tahun
itu, lewat PT. Pedoman Tata Bangun yang beliau dirikan, Fauzi mulai
membangun 470 unit rumah mewah Pesona Depok 1 dan dilanjutkan dengan 360
unit rumah pesona Depok 2. Selanjutnya dibangun pula Pesona Khayangan
yang juga di Depok. Kini telah dibangun Pesona Khayangan 1 sebanyak 500
unit rumah dan pesona khayangan 2 sebanyak 1100 unit rumah. Sedangkan
pesona khayangan 3 dan 4 masih dalam tahap pematangan tanah.
Harga rumah group pesona milik
Fauzi tersebut antara Rp200 juta hingga Rp600 juta per unit. Yang
menarik tradisi pengajian setiap malam jumat yang dilakukannya sejak
awal, tidak ditinggalkan. Sekali dalam sebulan, dia menggelar pengajian
akbar yang disebut dengan pesona dzikir yang dihadiri seluruh buruh,
keluarga dan kerabat di komplek pesona khayangan pada beberapa waktu
lalu, ada sekitar 4.000 orang yang hadir.
Setiap orang yang hadir mendapatkan
sarung dan 3 stel gamis untuk shalat. Setelah itu, ketika beranjak
pulang, setiap orang tanpa kecuali, diberi nasi kotak dan uang Rp10.000.
tidak mengherankan, suasana berlangsung sangat akrab. Mereka saling
bersalaman dan berpelukan. Tidak ada perbedaan antara bawahan dan
atasan. Menurut Fauzi, beliau sendiri tidak pernah membayangkan akan
menjadi seperti ini.
“Ini semua dari Allah. Saya tidak
ada apa-apanya,” kata pria yang sehari-hari berpenampilan sederhana ini.
Karena menyadari bahwa semua harta itu pemberian Allah, Fauzi tidak
lupa mengembalikannya dalam bentuk infak dan shadaqoh kepada yang
membutuhkan. Tercatat, beberapa masjid telah dia bangun dan sejumlah
kaum dhuafa dan janda telah disantuninya.
Usaha yang dijalankannya tersebut,
menurut Fauzi ibarat menanam padi. “Dengan bertanam padi, rumput dan
ilalang akan tumbuh. Ini berbeda kalau kita bertanam rumput, padi tidak
akan tumbuh,” kata Fauzi. Artinya, Fauzi tidak menginginkan hasil usaha
untuk dirinya sendiri. “Saya hanya mengambil, sekedarnya, selebihnya
digunakan untuk kesejahteraan karyawan dan sosial,” ucapnya. Sekitar 60 %
keuntungan digunakan untuk kegiatan sosial, sedangkan selebihnya
dipakai sebagai modal usaha. Sejak empat tahun lalu, ada Rp70 milyar
yang digunakan untuk kegiatan sosial.
“Jadi, keuntungan perusahaan ini
adalah nol. Jika setiap bangun pagi, kita bisa mensyukuri dengan tulus
apa yang telah kita miliki hari ini, niscaya sepanjang hari kita bisa
menikmati hidup ini dengan bahagia” tutup Fauzi. (*/dari berbagai
sumber)
09 Oktober, 2011
Civil Engineer is (must) knowledgeable, skillful, attitudes
The civil engineer is knowledgeable. He or she understands the
theories, principles, and/or fundamentals of:
• Mathematics, physics, chemistry, biology, mechanics, and materials, which are the foundation of engineering
• Design of structures, facilities, and systems
• Risk/uncertainty, such as risk identifcation, data-based and knowledge-based types, and probability and statistics
• Sustainability, including social, economic, and physical dimensions
• Public policy and administration, including elements such as the political process, laws and regulations, and funding
mechanisms
• Business basics, such as legal forms of ownership, proft, income statements and balance sheets, decision or engineering economics, and marketing
• Social sciences, including economics, history, and sociology
• Ethical behavior, including client confdentiality, codes of ethics within and outside of engineering societies, anti-corruption and the differences between legal requirements and ethical expectations, and the profession’s responsibility to hold paramount public health, safety, and welfare
The civil engineer is skillful. He or she knows how to:
• Apply basic engineering tools, such as statistical analysis, computer models, design codes and standards, and project monitoring methods
• Learn about, assess, and master new technology to enhance individual and organizational effectiveness and effciency
• Communicate with technical and non-technical audiences, convincingly and with passion, through listening, speaking,
writing, mathematics, and visuals
• Collaborate on intra-disciplinary, cross-disciplinary, and multi-disciplinary traditional and virtual teams8
• Manage tasks, projects, and programs to provide expected deliverables while satisfying budget, schedule, and other constraints
• Lead by formulating and articulating environmental, infrastructure, and other improvements and build consensus
by practicing inclusiveness, empathy, compassion, persuasiveness, patience, and critical thinking
The civil engineer embraces attitudes conducive to effective professional practice. He or she exhibits:
• Creativity and entrepreneurship that leads to proactive identifcation of possibilities and opportunities and taking
action to develop them
• Commitment to ethics, personal and organizational goals, and worthy teams and organizations
• Curiosity, which is a basis for continued learning, fresh approaches, development of new technology or innovative
applications of existing technology, and new endeavors
• Honesty and integrity—telling the truth and keeping one’s word.
• Optimism in the face of challenges and setbacks, recognizing the power inherent in vision, commitment, planning,
persistence, fexibility, and teamwork
• Respect for and tolerance of the rights, values, views, property,
possessions, and sensitivities of others
• Thoroughness and self-discipline in keeping with the public health, safety, and welfare implications for most engineering projects and the high-degree of interdependence within project teams and between teams and their stakeholders
source : ASCE
Langganan:
Postingan (Atom)