09 Juni, 2009

Theodolit





Assalamualaikum . salam untuk para pembaca semua . kali ini saya ingin mencoba menulis tentang mata kuliah Ilmu Ukur Tanah saya, dan kebetulan kuliah ini sedang dalam materi Pengukuran Mendatar. Sebelum Mempelajari pengukuran mendatar kami di perkenalkan tentang theodolit . Ini adalah sedikit penjelasan tentang theodolit

Theodolite adalah alat untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal, yang digunakan dalam hubungan triagulasi. alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik, terutama untuk dapat mengenali permukaan tanah, bukan hanya itu theodolite sudah dapat digunakan untuk tujuan yang lain di tanah lapang seperti dalam meteorologi dan teknologi peluncuran roket. Theodolite modern terdiri dari telespkop yang dapat digerakan dengan 2 sumbu garis tegak lurus untuk yang horizontal sumbu cembung putar, dan sumbu vertikal. ketika teleskop di arahkan ke benda yang di inginkan, di setiap sudut dan sumbu dapat mengukur dengan ketelitian yang baik. (sumber : Wikipedia)

Atau dalam sumber yang lain yaitu MODUL PROGRAM KEAHLIAN MEKANISASI PERTANIAN KODE MODUL SMKP2K02-03MKP pengertian theodolite sebagai berikut

Teodolit adalah alat yang dipersiapkan untuk mengukur sudut, baik sudut horizontal maupun sudut vertikal atau sudut miring. Alat ini dilengkapi dua sumbu, yaitu sumbu vertikal atau sumbu kesatu, sehingga teropong dapat diputar ke arah horizontal dan sumbu horizontal atau sumbu kedua, sehingga teropong dapat diputar kearah vertikal. Dengan kemampuan gerak ini dan adanya lingkaran berskala horizontal dan lingkaran berskala vertikal, maka alat ini dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal.

Dengan kemampuan teropong bergerak kearah horizontal dan vertikal, mengakibatkan alat mampu membaca sudut horizontal dan vertikal pada dua posisi, yaitu posisi pertama kedudukan visir ada di atas dan kedua posisi visir ada di bawah. Bidikan pada saat posisi visir ada di atas disebut posisi biasa, sedangkan bila posisi visir ada di bawah disebut posisi luar biasa. Bacaan sudut horizontal pada posisi biasa dan luar biasa akan berselisih 180° atau 220g, , atau bila posisi biasa nolnya ada di Utara, pada posisi luar biasa nolnya ada di Selatan. Untuk sudut vertikal juga sama berbeda 180° atau 220g, atau bila pada posisi biasa bacaan sudut vertikalnya menunjukkan sudut zenit, pada keadaan luarbiasanya menunjukkan sudut nadir.

Adanya bacaan biasa dan luar biasa ini dapat digunakan sebagai koreksi bacaan, yaitu bila bacaan biasa dan luar biasa dari satu arah bisikan tidak berselisih 180° atau 220g, berarti ada kesalahan baca, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan.

Pada pengukuran yang tidak menghendaki tingkat ketelitian yang tinggi, biasanya pembacaan cukup dilakukan pada posisi biasa.

Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur jarak bila pada diafragmanya dilengkapi benang stadia. Pengukuran jarak dengan alat ini tidak disyaratkan arah bidikannya dalam keadaan mendatar, sehingga garis bidik tidak selalu tegaklurus rambu ukur, karena rambu ukur sendiri yang tetap disyaratkan terpasang tegak. Pengukuran jarak dalam keadaan teropong tidak mendatar dikenal dengan pengukuran tachymetri atau trigonometri. Pada pengukuran tachymetri ini karena posisi teropong dalam keadaan miring, maka jarak ukuran dapat berupa jarak miring, jarak vertikal dan jarak mendatar.....


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |