06 Desember, 2009

Uang 1000 rupiah dari masa-kemasa



Indonesia merupakan negara yang besar.Indonesia mempunyai mata uang yang terbilang menarik. Mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka. Sampai sekarang mata uang Indonesia sudah terdiri dari bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Mata uangnya pun sering mengalami perubahan dan pergantian. Uang seribu rupiah pun juga sudah mengalami perubahan dan pergantian berulang kali dari tahun ke tahun. Berikut model dan desain mata uangIndonesia dari tahun 1952 sampai 2009:
Uang Rp 1000,00 Tahun 1952

Uang Rp 1000,00 Tahun 1958

Uang Rp 1000,00 Tahun 1959

Uang Rp 1000,00 Tahun 1960

Uang Rp 1000,00 Tahun 1968

Uang Rp 1000,00 Tahun 1975

Uang Rp 1000,00 Tahun 1980

Uang Rp 1000,00 Tahun 1987

Uang Rp 1000,00 Tahun 1992

Uang Rp 1000,00 Tahun 2000-2009

sumber

Salahuddin al Ayubi dan Richard the Lionheart

Kedua Pemimpin ini memiliki kelebihannya dan keunikannya masing-masing, mereka berdua juga memiliki Kharisma yang sangat kuat sehingga memiliki rakyat dan orang - orang yang sangat setia mengagungkan mereka.
Berikut ini adalah penggalan2 cerita yang pasti membuat kita kagum pada mereka berdua.
Salahuddin (Saladin)


Ada dua kesan yang menyebabkan Salahuddin dipandang sebagai Ksatria sejati, baik oleh kawan maupun lawan. Pertama adalah soal kepiawaiannya dalam taktik pertempuran. Kedua tentang kesalehan dan kemurahan hatinya.
Bulan Juli 1192, sepasukan Muslim menggerebek 12 tenda prajurit Kristen, termasuk tenda kerajaan Raja Richard I, di luar benteng Jaffa. Richard yang terusik segera bangun dan bersiap bertempur. Pasukannya kalah Jumlah, 1:4. Tak peduli, Richard berjalan kaki mengikuti pasukannya menyongsong musuh.
Salahuddin yang melihatnya, bergumam kepada al-Malik al-Adil saudaranya ,"Bagaimana mungkin seorang Raja berjalan Kaki bersama prajuritnya? Pergilah, Ambil dua Kuda Arab ini dan berikan padanya. Katakan padanya, aku yang mengirimkan untuknya. Seorang laki-laki sehebat dia tidak seharusnya berada di tempat seperti ini dengan berjalan kaki."
Fragmen diatas dicatat sejarawan Kristen dan Muslim sebagai salah satu pencapaian tertinggi Salahuddin sebagai seorang Ksatria.
4 Maret 1193 di Damaskus, Salahuddin meninggal dunia di Damaskus. Para pengurus jenazahnya sempat terperangah karena ternyata Salahuddin tak memiliki harta. Ia hanya mempunyai selembar kain kafan lusuhyang selalu dibawanya setiap perjalanan dan uang senilai 66 Dirham Nasirian (mata uang suriah waktu itu) di dalam kotak besinya. Untuk mengurus penguburan Panglima alim tersebut, mereka harus berhutang terlebih dahulu.
Richard the Lionheart (Richard I)


"Rajamu (Richard) adalah seorang laki-laki dengan keberanian dan kehormatan yang paling hebat. Tetapi dia sering bertindak gegabah dengan menempatkan dirinya dalam bahaya. Dia terlalu nekat dalam menghadapi Kehidupan"
Ucapan Salahuddin kepada Uskup Hubert Walter dari Salisbury diatas bisa menggambarkan secara tepat perjalanan Hidup Richard dari Aquitane.Selama hidupnya richard selalu ketagihan untuk bertempur dan bertempur. Ia sering maju memimpin sendiri pasukannya dalam pertempuran, tidak peduli pasukanyang di hadapi lebih kuat dari pasukannya.
Pasca pertempuran Ascalon dimana Richard mengalahkan pasukan Saladin, dalam keadaan keletihan dan belum mendapat re-inforcement, pasukan Richard kembali diserang oleh sisa2 pasukan Saladin yang berhasil Re-group
Di Event inilah Richard mendapat Julukan "Lionheart"-nya.
Disebutkan ketika pasukan Kaveleri Arab sudah membentuk formasi melakukan full charge ke arah pasukan Crusader, pasukan2 Arab melihat seorang Knight dengan full Armor berada sendirian jauh didepan barisan Crusader.Knight itu mengenakan perisai dan Tombaknya kemudian bergerak mendekati formasi kavaleriArab yang sudah siap tempur.Begitu jarak semakin dekat, pasukan Arab mengenali Knight yang sendirian itu ternyata King Richard sendiri!
Lalu terdengar teriakan kemenang dari pasukan Arab karena mengira Richard maju untuk melakukan menyerah.Akan tetapi Richard malah mengerahkan tombaknya kedepan dan memacu kudanya hingga berhadapan dengan seluruh barisan kaveleriArab dalam jarak dekat. Dikatakan bahwa Richard menghampiri satu demi satu prajurit Kavaleri Arab dan menantang mereka berduel. Namun orang pertama yang ditantang malah menundukan kepalanya, kemudian Richard menghampiri prajurit berikutnya dan seterusnya hingga teriakan kemenangan pasukanArab semuanya terdiam.
Ketika Richard tiba berhadapan dengan Saladin, disebutkan bahwa Saladin malah tersenyum dan kemudian memerintahkan seluruh pasukannya mundur.
Atas unjuk nyalinya, Saladin kemudian menjuluki Richard 'The Lionheart" atau " Si Hati singa ".
Suatu Hari di awal tahun 1199, setelah berhasil menaklukan daerah Chalus, ia berjalan diatas benteng tanpa memakai baju besinya. Seorang pemuda Chalus bernama Basil memanfaatkan kesempatan itu dengan memanah Richard. Panah menancap di lengan atas. Karena buruknya perlakuan medis, luka Richard mengalami infeksi dan memburuk dari hari ke hari.
Peter Basil yang akhirnya ditangkap, justru dibebaskan. Richard terpana dengan keberanian anak itu. Apalagi basil mengaku keluarganya mati dibantai pasukan Richard. Atas keberaniannya itu, Basil diberi 100 shiling inggris, dan dibiarkan meneruskan hidup. Richard meninggal 6 April 1199 karena infeksi hebat akibat anak panahyang dilepaskan Basil.

Kategori Fotografi

 

Mengabadikan gambar kedalam sebuah media dengan camera sudah tidak asing lagi bagi kita semua yang secara awal pembuatan kamera yang berasal dari Ibnu al-Haitham dalam meneliti gerhana, hingga sekarang yang jika sedang besama dengan teman melakukan pengabadian gambar. ini adalah sedikit artikel tentang pengkatagorian fotografi dalam


Dari masa ke masa orang membuat kategori fotografi berdasarkan obyek  (subject matter)  atau bentuknya  (form), tetapi dalam perkembangannya sebagai salah satu  media komunikasi visual, dirasa perlu membuat suatu kategori baru yang dapat mengakomodasi setiap jenis foto yang ada / dibuat. Kategori yang dibuat harus mencakup seluruh jenis fotografi dari mulai foto seni atau non-seni, foto dokumentasi keluarga sampai foto yang dipamerkan di museum atau galeri. Penggolongan suatu foto ke dalam suatu kategori diperlukan suatu interpretasi awal. Kedudukan foto dalam suatu kategori sangat penting dalam rangka membaca atau menginterpretasi foto tersebut lebih lanjut dalam konteksnya. Kategori baru  ini diklasifikasi berdasar pada bagaimana suatu karya foto dibuat dan apa fungsi dari karya foto tersebut (Barret, Terry, 2000, p.54). Menurut Barret kategori fotografi adalah sbb: 


Foto deskriptif (descriptive photographs). 
Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini adalah foto identitas diri (pasfoto), foto medis atau klinis (foto sinar-x), fotomikrografi (foto hasil pengamatan suatu obyek dari mikroskop), foto eksplorasi kebumian dan angkasa luar, foto pengintaian (kepolisian dan militer / penegak hukum), foto reproduksi benda seni / lukisan, dsb. Foto-foto jenis ini secara akurat menggambarkan benda (subject matter) yang direpresentasikannya. Contoh foto karya Daniel H. Gould (1971) yang menggambarkan partikel virus penyebab kanker di bawah mikroskop dengan perbesaran 52.000 kali (lampiran foto A, foto 5). Foto seperti ini
memungkinkan dokter melakukan studi atas mekanisme pembentukan penyakit kanker dan menemukan terapi atau pencegahan yang tepat atas penyakit tersebut.


Foto yang menjelaskan sesuatu (explanatory photographs).
Foto jenis  ini memiliki sifat menjelaskan suatu fenomena, kejadian, yang dapat menjadi bukti visual dari suatu teori ilmiah, baik ilmu fisik maupun ilmu sosial (sosiologi visual dan antropologi visual). Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini biasanya menunjukkan tempat dan waktu spesifik yang dapat menjadi bukti visual yang dapat dilacak kebenarannya, foto-foto bidang jurnalistik contohnya. Foto-foto editorial yang direproduksi ke dalam majalah, buku, surat kabar, dan media cetak lainnya juga masuk dalam kategori ini.
Untuk dapat masuk dalam kategori ini suatu foto harus menunjukkan penjelasan visual yang dapat diverifikasi dalam disiplin ilmu tertentu oleh seorang pakar dalam ilmu tersebut. Foto karya Harold Edgerton yang menggambarkan foto dirinya memegang balon yang meletus ditembus peluru menunjukkan sifat lintasan proyektil peluru ketika ditembakkan. Dengan foto seperti ini dapat diverifikasi (oleh ahli fisika) bahwa proyektil peluru memiliki kecepatan
15.000 mil/jam dan ketika menumbuk suatu benda keras proyektil peluru dapat pecah menjadi fragmen-fragmen. Foto karya fotografer selebritis Annie Leibovitz yang menggambarkan (montase) proses berkarya seniman Keith Haring (1986) dapat masuk dalam kategori ini. Pada tahun 1973 Bill Owens menerbitkan buku kumpulan fotonya Suburbia, yang mendokumentasikan kehidupan orang Amerika yang tinggal di pinggiran kota California. Foto-foto sosiologi-budaya-antropologi ala Mary Ellen Mark dan Nan Goldin juga termasuk dalam kategori ini.

Foto interpretasi (interpretive photographs).
Tidak seperti foto ilmiah yang sangat obyektif, foto interpretasi lebih bersifat simbolik, puitik, fiksi, dramatik dan diinterpretasi secara subyektif-personal. Foto-foto dengan gaya surealis, foto montase dan kolase, foto dengan pencahayaan ganda  (multiple exposures)  ala Jerry
Uelsmann masuk dalam kategori ini. Foto-foto mixed-media (fotografi dengan lukis / ilustrasi) dan apa yang kita kenal dengan foto kotemporer umumnya juga masuk  dalam kategori ini (karya Rimma Gerlovina). Foto interpretasi pada umumnya „dibuat’  (making photographs)  bersifat hasil kreasi  (expansive moments)  dan bukan „diambil‟  (taking photographs) seperti halnya foto candid atau menemukan momen seperti foto dokumenter-jurnalistik (decisive moments).


Foto etik (ethically evaluative photographs).
Kategori ini memuat foto-foto yang memuat aspek-aspek sosial kemasyarakatan yang harus dinilai secara etik. Foto-foto tentang perang dan akibatnya (masalah pengungsi, imigran, dll.), penyakit menular yang mematikan (AIDS, SARS, dll.), wabah dan kelaparan, kehidupan kelas bawah (pengemis, anak jalanan, dll.), ketergantungan narkoba, isu-isu etnik-agama-ras seperti karya Carrie Mae Weems, serta perusakan lingkungan, masuk dalam kategori ini. Iklan politik dan propaganda pemerintah  serta iklan komersial (baik produk maupun jasa) juga masuk dalam kategori ini. Foto-foto etik ini umumnya juga membawa
misi meningkatkan hubungan kemasyarakatan yang dibangun dari kesadaran dan
kepedulian akan perbedaan (kelas) sosial. Selain menggambarkan kepincangan sosial, foto-foto  etik ini bisa saja menggambarkan sesuatu yang positif, misalnya potret tokoh wanita yang inspirasional (seperti Indira Gandhi, Margaret Tatcher, dll). Kategori ini juga mengakomodasi foto-foto yang menggambarkan kehidupan masyarakat dalam suatu sistem ekonomi-politik tertentu (kapitalis-liberal, sosialis-marxis, dll.). 


Foto estetik (aesthetically evaluative photographs).
Kategori ini mencakup karya foto yang biasa kita sebut „foto seni‟, foto-foto yang memerlukan tinjauan dan kontemplasi estetik. Foto-foto ini adalah tentang benda sebagai obyek estetik yang difoto dengan cara estetik. Umumnya foto-foto nude tentang studi bentuk tubuh manusia, foto-foto lansekap (alam, kota, atau gabungan bangunan dengan alam) ala Ansel Adams, foto still life, foto jalanan  (street photography)  ala Henri Cartier-Bresson, foto mosaik, foto eksperimental kamar gelap  (alternative processes), masuk dalam kategori ini. Dibandingkan  dengan kategori lainnya, foto estetik lebih mengeksplorasi
bentuk  (form) dan media  (medium) daripada obyeknya  (subject matter)  sendiri (karya Jock Struges dan karya John Coplans).  Obyek foto boleh jadi tidak indah seperti contoh foto Richard Misrach yang menggambarkan sapi-sapi yang mati di pinggir jalan bersalju. 

 
Foto teori (theoretical photographs). 
Kategori ini mencakup foto tentang fotografi, foto tentang seni dan pembuatan karya seni, politik seni, foto tentang film, model representasi, dan teori-teori tentang fotografi. Foto teori ini dapat berupa kritik seni atau kritik fotografi secara visual yang menggunakan media foto sebagai pengganti kata-kata. Foto jenis ini biasanya menjadi semacam reproduksi dari suatu karya seni. Apa yang kita kenal  sebagai seni konseptual serta fotografi konseptual masuk dalam kategori ini seperti karya Zeke Berman dan Sarah Charlesworth. Memang tidak mudah memasukkan suatu foto ke dalam kategori-kategori tersebut di atas. Suatu foto bisa saja berada dalam interseksi dua kategori. Dalam menginterpretasi awal diperlukan pemahaman tentang apa isi dan maksud dari suatu foto sebagai argumen dasar pengkategorian. Bagaimanapun juga hal ini membuka argumen balik dan memberi ruang untuk diskusi lebih lanjut tentang interpretasi yang lebih kontekstual. 

Ibnu al-Haitham : Penemu Kamera Obscura

 

Masa paling indah yang dirasakan umat islam yaitu selarasnya antara ajaran agama dan kehidupan membawa para umatnya dapat menjadi orang yang hebat contohnya Ibnu al-Haitham, siapa sangka dialah orang pertama yang menciptakan kamera Obscura pada sekitar abad ke 10 nih artikelnya

SURAT kabar terkemuka di Inggris, The Independent pada edisi 11 Maret 2006 sempat menurunkan sebuah artikel yang sangat menarik bertajuk ''Bagaimana para inventor muslim mengubah dunia.'' The Independent menyebut sekitar 20 penemuan penting para ilmuwan Muslim yang mampu mengubah peradaban umat manusia, salah satunya adalah penciptaan kamera obscura.
Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Teknologi pembuatan kamera, kini dikuasai peradaban Barat serta Jepang. Sehingga, banyak umat Muslim yang meyakini kamera berasal dari peradaban Barat.
Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura.
Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar.
Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai ''ruang gelap''. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
"Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),'' ungkap Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya berjudul The eye as an optical instrument: from camera obscura to Helmholtz's perspective.
Dunia mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap.
Bradley Steffens dalam karyanya berjudul Ibn al-Haytham:First Scientist mengungkapkan bahwa Kitab al-Manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura. "Dia merupakan ilmuwan pertama yang berhasil memproyeksikan seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar dengan kamera obscura," papar Bradley.

Istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501 -1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik lensa dengan lensa (camera).
Setelah itu, penggunaan lensa pada kamera onscura juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535–1615 M). Ada pula yang menyebutkan bahwa istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pertama kali diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 - 1630 M). Kepler meningkatkan fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif, sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa foto jarak jauh modern).
Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.

Tahun 1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia mengembangkan plat-plat dalam perjalanan kamar gelapnya - yang dikonversi gerbong. Tahun 1888, George Eastman mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti perkembangan teknologi.
Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam Perang Dunia I untuk melihat pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada Perang Dunia II kamera obscura juga digunakan untuk memeriksa keakuratan navigasi perangkat radio. Begitulah penciptaan kamera obscura yang dicapai al-Haitham mampu mengubah peradaban dunia.
Peradaban dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika Muslim yang lahir di Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah menulis lebih dari 200 karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan peradaban manusia. Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian teknologi Barat, sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam.
Sejarah Sang Penemu Kamera Obscura
Tahukah Anda, kata kamera yang digunakan saat ini berasal dari bahasa Arab, yakni qamara ? Istilah itu muncul berkat kerja keras al-Hatham. Bapak fisika modern itu terlahir dengan nama Abu Ali al-Hasan Ibnu al-Hasan Ibnu al-Haitham di Kota Basrah, Persia, saat Dinasti Buwaih dari Persia menguasai Kekhalifahan Abbasiyah.
Sejak kecil al-Haitham ydikenal berotak encer. Ia menempuh pendidikan pertamanya di tanah kelahirannya. Beranjak dewasa ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun, Al-Haitham lebih tertarik untuk menimba ilmu dari pada menjadi pegawai pemerintah. Setelah itu, ia merantau ke Ahwaz dan metropolis intelektual dunia saat itu yakni kota Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya yang tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir.
Al-Haitham pun sempat mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar yang didirikan Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah itu, secara otodidak, ia mempelajari hingga menguasai beragam disiplin ilmu seperti ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan filsafat.
Secara serius dia mengkaji dan mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik telah dilahirkan dan dicetuskannya. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku.
Dalam salah satu kitab yang ditulisnya, Alhazen - begitu dunia Barat menyebutnya - juga menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat matahari terbenam. Ia pun mencetuskan teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti bayangan, gerhana, dan juga pelangi.
Keberhasilan lainnya yang terbilang fenomenal adalah kemampuannya menggambarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tak heran, jika 'Bapak Optik' dunia itu mampu memecahkan rekor sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Hebatnya lagi, ia mampu menjelaskan secara ilmiah proses bagaimana manusia bisa melihat.
Teori yang dilahirkannya juga mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani, Ptolemy dan Euclid. Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haytham mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat.
Secara detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri. Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat kaca mata.
Dalam buku lainnya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul Light On Twilight Phenomena, al-Haitham membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.
Menurut Al-Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk timur. Warna merah pada senja akan hilang apabila matahari berada di garis 19 derajat ufuk barat. Ia pun menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
Al-Haitham juga mencetuskan teori lensa pembesar. Teori itu digunakan para saintis di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Sayangnya, hanya sedikit yang terisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab al-Manazhir , tidak diketahui lagi keberadaannya. Orang hanya bisa mempelajari terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Latin. she/desy susilawati/heri ruslan
Sumber : republika.co.id

Antara Diriku, Otak Kanan, dan Otak Kiri

 

Hari minggu ini cukup melelahkan dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. hari dimana yang paling tidak kusuka karena besoknya dah harus nguli lagi. hehee. oke kembali lagi ke hari minggu ini yang ternyata saya cukup mengaplikasikan antara pemikiran otak kanan dan otak kiri saya. Untuk pengembangan otak kanan, saya mencoba untuk memahami dan menuruti perintah-perintah yang di tuliskan dalam buku tentang pengembangan otak kanan dan mencoba untuk keluar dari kebiasaan kita selama ini yang lebih membanggakan kecerdasaan otak kiri atau memori. hal yang dilakukan adalah membiarkan otak kita yang diciptakan secara baik ini dapat membuat kita terasa nyaman dan tenang yang pada biasanya jika kita menggunkan otak kiri terkadang membuat kita menjadi lemah dan pusing bahkan stress. saya membaca buku itu pada saat matahari mulai muncul di pagi hari dan melakukan olah otak kiri saya pada malam ini yang tidak lain untuk mengitung momen-momen di setiap batang. eheh

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |