C. Pelaksanaan Pembetonan
1. Penakaran
Untuk beton dengan mutu dibawah K.225 atau f = 18,5 Mpa, agregat dan semen dapat ditakar menurut ukuran volume, sedangkan mutu K.225 atau f = 18,5 ke atas, penakaran bahan beton dilaksanakan dengan ukuran berat.
Alat timbangan untuk mengukur berat harus dalam masa sudah dikalibrasi.
Perhatikan perbandingan skema penakaran berikut :
· Skema penakaran berdasarkan volume
· Skema Penakaran berdasarkan berat
Keterangan :
- Masukkan air (10%) ke dalam mixer sebelum beban ditambah
- Masukkan bahan Iia, Iib, Iic, berurutan sehingga menunjukkan pengaturan jarum timbangan (sebelumnya timbangan harus dikalibrasi dulu) dengan menambah air secara bertahap + 80 %
- Masukkan air (10%) setelah semua bahan dalam mixer
- Bahan tambahan dicampur dan dimasukkan bersamaan dengan air 10% terakhir atau pada saat yang sama untuk mencegah variasi dalam waktu pengikatan mula-mula dan jumlah udara
Lama pengadukan berkisar antara 1-3 menit dengan pemutaran + 20 rpm dihitung setelah semua bahan campuran dimasukkan sampai hasil adukan homogen. Lama pengadukan boleh dikurangi bila campuran sudah baik dan merata.
2. Pengadukan (Pencampuran)
Pengisian mixer jangan melampaui batas kapasitas mixer. Keausan pisau mixer perlu mendapatkan perhatian, sebaiknya penggantian pisau secara periodik, sebab pisau mixer yang aus akan mengurangi efisiensi mixer
Disarankan bahwa lama pencampuran beton adalah sebagai berikut :
Selama pengadukan berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi terus-menerus oleh tenaga pengawas yang ahli dengan jalan memeriksa SLUMP setiap campuran beton yang baru.
Apabila adukan beton tidak memenuhi syarat minimal, maka adukan itu tidak boleh dipakai, harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
3. Pengangkutan Beton
Pengangkutan akan sangat berpengaruh jika antara letak proyek dengan lokasi pembuatan campuran beton berjauhan. Masalah yang akan timbul saat kondisi tersebut adalah :
a) Segregasi, pemisahan agregat diameter besar dari diameter yang lebih halus
b) Berkurangnya air karena penguapan atau kebocoran
c) Pemadatan karena pengangkutan terlalu lama
Alat angkut disesuaikan dengan jenis beton :
a) Beton yang dipompa adalah beton yang memenuhi pesyaratan beton pompa
b) Beton pavement dan beton dengan permukan tekstur estetika tidak dapt dipompa
c) Beton dengan slump rendah tidak dapat diangkut dengan bucket, karena akan melekat pada dinding
d) Beton mengalir tidak dapat diangkut dengan bucket, karena air dan pasta akan bocor
e) Penggunaan kereta dorong terbuka harus dihindari bila cuaca panas.
Macam-macam alat angkut :
a) Gerobak dorong
b) Ember
c) Talang (kemiringan min. 1 : 3 dan maks. 1 : 2 )
d) Pompa
e) Bucket dan tower crane
f) Truck Mixer
Petunjuk yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan :
· Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut bisa diperpanjang sampai 2 jam apabila beton digerakkan kontinu secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan-bahan pembantu
· Kehilangan pasta semen dan air
Pada campuran pertama dari mixer, akan terjadi kehilangan pasta yang melekat dinding mixer. Pada talang-talang beton dan alat-alat angkut yang masih kering akan melekat pasta juga sehingga adukan beton menjadi kering dan dalam penempatan beton menjadi keropos. Untuk mengatasi hal tersebut, umumnya diadakan pengurangan agregat kasar (sampai – 50 %) khusus untuk campuran pertama
· Segregasi (pemisahan agregat) dapat dibatasi dengan membuat campuran kohesif :
- slump dibatasi, jumlah air tidak berlebih
- jumlah semen cukup
- gradasi agregat baik dan ukuran agregat maksimum 20 mm
- perbandingan pasir terhadap agregat kasar tepat
- digunakan bahan tambah air – entrainment bila perlu
4. Pengecoran dan Pemadatan
Pengecoran perlu diperhatikan dengan baik, sebab kesalahan pengecoran akan menimbulkan pemisahan agregat kasar terhadap agregat halus, sehingga homogenitas beton berkurang. Pemadatan atau penggetaran bertujuan untuk menghilangkan ruang udara dari dalam campuran beton, sehingga kepadatan beton tercapai.
a. Pengecoran
Dalam pekerjaan pengecoran perlu memperhatikan hal-hal seperti berikut :
1. Suhu adukan beton dianjurkan < 500C yaitu :
· Dengan mendinginkan agregat dengan menyimpan di tempat teduh
· Mendinginkan air dalam tanki yang dicat putih, disimpan di tempat teduh, pipa air dilindungi dari panas matahari
· Mendinginkan semen dalam silo yang dicat putih
· Melindungi acuan dan tulangan terhadap suhu tinggi yang dapat menaikkan suhu adukan beton yang dicor
· Membasahi acuan kayu
· Meletakkan alat angkut di tempat teduh
2. Segregasi yang menyebabkan pemisahan agregat kasar dari mortar dihindari dengan :
· Jangan memakai air berlebih yang menyebabkan agregat kasar turun
· Adukan beton tidak boleh jatuh bebas pada dasar yang keras lebih dari 30 cm
· Adukan yang diangkut dalam truk, truknya harus dilengkapi dengan alat penggerak beton
b. Cara Pengecoran
1) Pengecoran pada acuan dalam dan lebar
· Pengecoran harus dilaksanakan bertahap secara berlapis
· Untuk konstruksi yang terbuka, sedapat mungkin dibatasi penyebaran campuran beton ke arah horisontal
2) Pengecoran pada acuan yang sempit dan tinggi
Pada pemadatan yang sulit, adukan beton yang harus dituang melalui jendela acuan dengan pertolongan corong yang dipasang di luar acuan
3) Sambungan pengecoran
· Bila pekerjaan pengecoran tidak selesai, maka pengecoran harus dihentikan pada tempat-tempat yang tidak membahayakan konstruksi sesuai petunjuk tenaga ahli atau sesuai dengan gambar rencana
· Melanjutkan pengecoran baik arah vertikal maupun arah horisontal sebaiknya dilaksanakan bila beton masih dalam keadaan plastis, yaitu beton masih lunak
· Bila beton telah mengeras, pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah permukaan beton lama dikasarkan dan dibersihkan dengan air dan sikat kawat
· Pada balok dan pelat, sambungan pengecoran ditempatkan kira-kira di tengah-tengah bentang.
c. Pemadatan
Pemadatan dilaksanakan selama pekerjaan pengecoran berlangsung, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil. Pemadatan dengan cara rojokan maupun pemadatan dengan jarum penggetar secara umum dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton di lapangan.
Pemadatan dengan meja penggetar dipakai pada pabrik yang membuat elemen konstruksi bangunan, vibrator acuan dipakai untuk pekerjaan dinding, kolom beton dan penggetar permukaan dipakai untuk plat beton.
Pemadatan dengan menggunakan alat penggetar sebagai berikut :
1) Alat Penggetar Luar
Alat penggetar luar disebut juga penggetar eksternal (eksternal vibrator) adalah penggetar berbentuk meja/papan yang dalam penggunaannya yaitu beton yang dipadatkan disimpan diatasnya. Alat penggetar eksternal mempunyai frekuensi getaran tidak boleh kurang dari 3600 getaran per menit
2) Alat Penggetar Dalam
· Alat penggetar dalam harus dimasukkan perlahan-lahan dengan posisi tegak lurus pada permukaan campuran sampai padat, yang dapat diketahui dari mengkilapnya permukaan campuran tersebut ( + 30 detik). Selama pemadatan alat penggetar tidak boleh menyentuh baja tulangan dan acuan, serta tidak boleh digerkkan mendatar atau di dorong ke samping
· Penarikan alat penggetar harus segera dilakukan secara perlahan-lahan setelah permukaan campuran beton sekitar alat kelihatan mengkilap
· Kedalaman dan jarak antara alat penggetar dalam harus sampai pada lapisan sebelumnya, vertikal dan horisontal
· Apabila penempatan alat penggetar tidak mengijinkan dengan posisi tegak lurus permukaan campuran, alat penggetar dapat dimiringkan sampai posisi 450
· Penggetar dalam tidak boleh menempel pada tulangan dan acuan karena selain menimbulkan getaran pada tulangan juga menyebabkan kerusakan kepala vibrator
5. Perawatan (Curing)
Pada prinsipnya tujuan perawatan beton adalah mencegah pengeringan yang bisa menyebabkan kehilangan air yang dibutuhkan untuk perawatan beton. Pencegahan ini terutama pada umur awal beton sampai beton berumur 14 hari. Lamanya perawatan tergatung jenis semen yang dipakai, misalnya type I, II paling sedikit 21 hari. Untuk semen type V dianjurkan 28 hari.
Pelaksanaan Perawatan :
· Melindungi beton selama waktu antara penempatan dan pearwatan (finishing) dengan bahan pelindung yang lembab (terpal)
· Selama beberapa jam setelah finishing, diadakan penyiraman halus dengan menggunakan air, bagian atas beton yang terbuka perlu ditutup dengan bahan pelindung karung basah atau dengan lapisan tipis membran.
· Pada pelat pembasahan dilakukan dengan menggenangi dengan air
· Pada 3 hari pertama sesudah pengecoran selesai, proses pengerasan beton tidak boleh diganggu getaran-getaran
· Setelah cetakan dibuka, konstruksi dilindungi dan perawatan dilanjutkan dengan cara yang sesuai selama paling sedikit 14 hari
· Perawatan dengan cara uap tekanan tinggi pemanasan, atau proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat digunakan dengan persetujuan pengawas ahli
6. Finishing
· Dilaksanakan segera setelah acuan dibuka
· Lubang-lubang bekas penguata acuan harus diisi dengan mortar, campuran mortar terdiri dari satu bagian semen, 1 ½ bagian pasir yang lolos 2,40 mm.
· Lubang-lubang udara harus diisi denganmortar
· Tulangan yang terlihat tertutup dengan mortar atau epoxy untuk mencegah karat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar