Sebagai seorang teknik sipil yang bekutat dengan masalah perhitungan-perhitungan untuk perwujudan konstruksi adalah hal yang sangat senang jika dapat menghitung suatu konstruksi yang kokoh. Teknologi-teknologi kita banggakan agar dapat menciptakaan suatu konstruksi yang dapat menjaga dari berbagai musibah yang dapat menimpa manusia. Teknik sipil yang sukses adalah seorang teknik sipil yang dapat menrealisasikan suatu konstruksi yang dapat bertahan lama.
Tapi ternyata teknologi kokohnya suatu bangunan telah disadari oleh kaum Tsamud dan kaum Ad.. Jika dalam diri seorang teknik sipil tidak terdapat nama Allah SWT kaum Tsamud dan Kaum Ad adalah contoh dari peradaban yang dapat dijadikan pelajaran dalam bidang konstruksi, namun jika terdapat nama Allah SWT bahwa kaum itu adalah contah dari pembangkangan dan merasa sombong orang-orang itu yang sehingga tidak mau taat kepada Allah SWT.
Jika dibandingkan dengan kaum yang telah hidup didunia ini sekitar 4000 tahun yang lalu kita tidak apa-apanya. Dengan waktu itu kaum Tsamud tidak butuh beton, baja, atau kayu untuk membuat bangunan (mahasiswa melakukan perhitungan kuda-kuda kayu saja butuh waktu yang tidak sebentar). Kaum Tsamud menggunakan gunung sebagai bahan konstruksinya seperti dalam Al Qur’an
Kaum Thamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka Shalih, berkata kepada mereka: " Mengapa kamu tidak bertaqwa?. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertaqwakah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepdamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Adakah kamu akan dibiarkkan tinggal di sini (di negeri ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanaman-tanaman dan pohon-pohon korma yang manyangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; maka bertaqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan". Mereka berkata ;" Sesungguhnya kamu adalah seorang dari orang-orang yang terkena sihir; Kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami; maka datangkanlah sesuatu mu'jizat jika kamu memang termasuk orang-orang yang benar". Shaleh menjawab;" Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran yntuik mendapatkan air dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari tertentu. Dan jangalah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar. Kemudian mereka membunuhnya, lalu mereka menyesal, maka mereka ditimpakan azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. (QS Asy Syu'araa' 141-158).
Kaum ini ada yang bilang sengaja membuat gunung-gunung sebagai tempat tinggal adalah untuk mengatisipasi banjir yang dialami oleh kaumnya nabi Nuh as yang durhaka. Tetapi ternyata Allah punya kehendak lain, alam yang menjadi mahkluk Allah SWT memberikan suara petir yang sangat kencang untuk membunuh kaum Tsamud dan Angin yang besar untuk melumpuhkan kaum Ad’.
Itu adalah kisah-kisah yang disimpulkan oleh penulis adalah ;
Setelah semua orang-orang setelah iman kepada Allah SWT (seluruh umat nabi Nuh yang selamat adalah orang-orang yang iman kepada Allah SWT). Mengikuti zaman mereka kembali tidak taat kepada Allah.
Alam mengerti kelemahan dari manusia walaupun manusia berusaha keras untuk membuat teknologi untuk melawan alam. (mungkin saja rumah-rumah yang dibuat kaum Tsamud selamat dari banjir nabi Nuh namun tidak pada suara petir yang mengelegar).
Hanya dengan dakwah kepada sesama yang sering dilakukan sahabat Rasulullah saw untuk bisa selalu menjaga keimanan setiap umat kepada Allah swt, dan jika sudah tidak ada lagi yang mengingatkan sesam kepada Allah swt maka hancurlah dan kena azab ini bumi.
Astaghfirullah
BalasHapus