19 September, 2009

Dari mana sih asal muasal halal bihalal

Sebelumnya saya dan kelurga ingin mengucapkan kepada pembaca selamat hari raya Idul Fitri yang ke-1430 hijriah semoga pada hari ini kita dibersihkan hati kita dengan berpuasa dan dibersihkan pula rasa cinta harta kita dengan zakat, mohon maaf atas segala kehilafan saya sebagai manusia yang penuh dengan kesalahan.

Mungkin sekarang handphone-handphone kita berbunyi sms terus sepanjang malam ini dengan isi dari sahabat kita dengan mengucapkan hari raya idul fitri dan memohon maaf atas segala kesalahannya. Seperti ada sebuah kekuatan dalam diri kita untuk memohon maaf kepada teman-teman kita yang mungkin sulit untuk dilakukan diwaktu lain waktu. Tradisi saling maaf-maafan yang sangat populer di Indonesia ini mungkin tidak dilakukan di negara lain.

Di Indonesia sendiri maaf-maafan mungkin lebih di kenal dengan budaya sungkem yang berasal dari jawa. sungkem dapat diartikan permohon maaf dengan penghormatan yang sangat tinggi kepada orang yang lebih tua, jadi tidak heran jika arus mudik datang maka kemacetan akan terjadi yang padahal pemerintah setiap tahunnya bekerja dengan baik untuk menaggulangi kemacetan itu.

Para ulama di Jawa tampaknya ingin benar mewujudkan tujuan puasa Ramadan. Selain untuk meningkatkan iman dan takwa, juga mengharapkan agar dosa-dosanya di waktu yang lampau diampuni oleh Allah SWT. Seseorang yang merasa berdosa kepada Allah SWT bisa langsung mohon pengampunan kepada-Nya. Tetapi, apakah semua dosanya bisa terhapus jika dia masih bersalah kepada orang lain yang dia belum minta maaf kepada mereka?

Nah, di sinilah para ulama mempunyai ide, bahwa di hari Lebaran itu antara seorang dengan yang lain perlu saling memaafkan kesalahan masingmasing, yang kemudian dilaksanakan secara kolektif dalam bentuk halal bihalal. Jadi, disebut hari Lebaran, karena puasa telah lebar (selesai), dan dosa-dosanya telah lebur (terhapus).

maka dari ide itu pula seakan-akan para ulama jawa menformulasikan antara bulan Romadhon dan budaya sungkem milik jawa dengan nama Hala Bihalal

Sejarah asal mula halal bihalal ada beberapa versi. Menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, bahwa tradisi halal bihalal mula-mula dirintis oleh KGPAA Mangkunegara I, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Dalam rangka menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, maka setelah salat Idul Fitri diadakan pertemuan antara Raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.

Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah halal bihalal. Kemudian instansi-instansi pemerintah/swasta juga mengadakan halal bihalal, yang pesertanya meliputi warga masyarakat dari berbagai pemeluk agama.

Sampai pada tahap ini halal bihalal telah berfungsi sebagai media pertemuan dari segenap warga masyarakat. Dan dengan adanya acara saling memaafkan, maka hubungan antarmasyarakat menjadi lebih akrab dan penuh kekeluargaan.

Karena halal bihalal mempunyai efek yang positif bagi kerukunan dan keakraban warga masyarakat, maka tradisi halal bihalal perlu dilestarikan dan dikembangkan. Lebih-lebih pada akhir-akhir ini di negeri kita sering terjadi konflik sosial yang disebabkan karena pertentangan kepentingan.

http://www.wawasandigital.com
http://www.amiboyz.co.cc


2 komentar:

  1. Wah gitu toh asalnya halal bi halal baru tahu bro...thanks ya

    BalasHapus
  2. iya Azzam begitulah yang saya baca di salah satu blog .

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |