20 Januari, 2010

Perdebatan dalam Islam


Berawal dari teman saya yang mencoba untuk mengaplikasikan kegiatan debat dikelas dengan tujuan untuk melatih kemampuan untuk mempertanggungjawabkan argumentasi dalam melihat sesuatu dan juga menurutnya sangat bermanfaat nanti dalam persidangan KP (Kerja Lapangan), Skripsi ataupun Thesis. Namun ada kurang setuju dengan mengatakan (nasihat hasan al banna no.4:
"Jangan memperbanyak perdebatan dalam semua urusan walau bagaimanapun keadaannya, sebab pertengkaran itu tidak akan mendatangkan kebaikan"), sehingga menurut saya sangat menarik ini untuk diperbincangkan untuk mendapatkan solusi ini.



Menurut saya Debat yang di kemukan oleh teman saya itu berbeda dengan Jidal (dalam islam). Dimana debat itu sendiri adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan (wikipedia). Namun menurut saya lebih enak didengar bukan adu argumentasi namun mempertanggungjawabkan argumentasi. Dimana dari sumber yang sama Debat itu dibagi menjadi 2 yaitu debat kompetitif dan debat parlementer. Kalo debat kompetitif itu seperti dalam pendidikan (skripsi, tesis, bahkan lomba debat) sedangkan debat perlementer itu seperti yang tersaji ditelevisi-televisi sekarang (Pansus Century).

Melihat perihal yang di ungkapkan teman saya yang kurang setuju:
nasihat hasan al banna no.4:
"Jangan memperbanyak perdebatan dalam semua urusan walau bagaimanapun keadaannya, sebab pertengkaran itu tidak akan mendatangkan kebaikan". Saya sangat setuju akan hal ini dan juga mungkin dari hadist dan Al Qur'an dibawah ini:

Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a., ia berkata: “Rasulullah saw .bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar berdebat. Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat, “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58).” (Hasan, HR Tirmidzi [3253], Ibnu Majah [48], Ahmad [V/252-256], dan Hakim [II/447-448]).

dan juga

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., “Perdebatan tentang Al-Qur’an dapat menyeret kepada kekufuran.” (HR Abu Daud [4603], Ahmad [II/286, 424, 475, 478, 494, 503 dan 528], Ibnu Hibban [1464]).

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amru r.a., ia berkata, “Pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah saw pagi-pagi buta. Beliau mendengar dua orang lelaki sedang bertengkar tentang sebuah ayat. Lalu beliau keluar menemui kami dengan rona wajah marah. Beliau berkata, ‘Sesungguhnya, perkara yang membinasakan ummat sebelum kalian adalah perselisihan mereka al-Kitab’.” (HR Muslim [2666]).

Diriwayatkan dari ‘Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya (yakni ‘Abdullah bin ‘Amru r.a.), bahwa suatu hari Rasulullah saw. mendengar sejumlah orang sedang bertengkar, lantas beliau bersabda, “Sesungguhnya, ummat sebelum kalian binasa disebabkan mereka mempertentangkan satu ayat dalam Kitabullah dengan ayat lain. Sesungguhnya Allah menurunkan ayat-ayat dalam Kitabullah itu saling membenarkan satu sama lain. Jika kalian mengetahui maksudnya, maka katakanlah! Jika tidak, maka serahkanlah kepada yang mengetehuinya.” (Hasan, HR Ibnu Majah [85], Ahmad [II/185, 195-196],


(dari sini dapat dilihat bahwa yang tidak diperbolehkan itu adalah debat yang membawa pertengkaran atau dalam islam disebut dengan Jidal. Dan lebih melakukan perdebatan akan ayat-ayat Al Qur'an yang Kaum Muslim yakini itu adalah kebenaran yang mutlak)

menurut saya dari hal yang diatas bukan berarti kita tidak boleh debat, tetapi mungkin kita rubah arah debat ini. Bukan debat yang menimbulkan pertengkaran seperti berniat untuk menjatuhkan lawan debat, ambisium terhadap argumennya, melakukan hal-hal dilanggar agar agumennya dapat diterima orang lain walapun argumennya telah nyata salah, dan lain-lain yang keluar dari kaidah dalam berdiskusi.

sehingga menurut saya diperlukan hal-hal yang diperhatikan dalam melakukan Debat atau Diskusi ini :

1. Ucapan Bermanfaat

Mengucapkan sesuatu yang baik atau memilih diam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda, "Barang siapa mengaku beriman kepada Allah dan hari Pembalasan hendaknya ia berkata yang baik atau memilih diam." (Riwayat al-Bukhari).
Jadi sebelum melakukan debat (diskusi) ada hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

2. Bernilai Sedekah

"Setiap orang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di antaranya, memberikan boncengan kepada orang lain di atas kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas tunggangannya, atau sepotong kalimat yang diucapkan dengan baik dan santun." (Riwayat al-Bukhari).
Jadi niatkan kita sebelum berdebat itu adalah bersedekah (khan lumayan. hehehe)

3. Menjauhi Pembicaraan Sia-Sia

Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesia-siaan dan dosa semata. "Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh jaraknya dariku pada hari Kiamat adalah para penceloteh lagi banyak bicara." (Riwayat at-Tirmidzi). (wah gw banget tuh. hehehe (mesti dirubah nih)). jadi memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan perdebatan ini.

4. Tidak Terperangkap Ghibah

"…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? . Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (al-Hujurat [49]: 12). (Mau lo semua makan daging temen lo sendiri gw si gw. hehehe) Jadi tetep dalam debat ini ga usah ngomongin kejelekan orang.

5. Tidak Mengadu Domba

Hudzaifah Radhiyallahu anhu (RA) meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). (Kalo kalian dah bosen ma neraka mending jangan adu domba dah.hehehe) Jadi yang dalam debat ini jangan berniat untuk mengadu domba. seperti realnya itu kalo kita lagi sebel ma kaka kelas atau ade kelas ga usah ngebuat temen sekelas itu buat sebel ma mereka.

6. Tidak Berbohong

"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan kebaikan, dan kebaikan itu akan berujung kepada surga. Dan orang yang senantiasa berbuat jujur niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu mendatangkan kejelekan, dan kejelekan itu hanya berujung kepada neraka. Dan orang yang suka berbohong niscaya tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Riwayat al-Bukhari).
Ini yang paling penting pasti semua dah paham khan.

7. Tak Memotong Pembicaraan

Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW, ia langsung memotong pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari Kiamat. Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai pembicaraannya. Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi. (Riwayat al-Bukhari). Ini nih yang sering kita lakukan asal potong pembicaraan orang lain. Hargai Ucapan orang lain

8. Hindari Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang buruk

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) . Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok) itu. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (al-Hujurat [49]: 11).

9. Menjaga Rahasia

"Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali Allah menutupi (pula) rahasianya pada hari Kiamat." (Riwayat Muslim).

10. Menghindari Perdebatan

Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara. Meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar. Sebab Rasulullah SAW telah menjamin sebuah istana di surga bagi mereka yang mampu menahan diri. "Aku menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak untuk itu." (Riwayat Abu Daud, dishahihkan oleh al-Albani). Menahan diri disini ini mungkin bukan berarti menutup-tutupi suatu hal yang benar, tapi kalo kita liat orang yang ajak debat itu emang niatnya cuma mau ribut mending kita dapetin istana di halaman surga kali kali ya.

Itu mungkin pendapat dari dari saya, semoga bermanfaat.



wasalamualikum
sumber :alislamu, wikipedia, hidayatullah
www.amiboyz.co.cc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |