05 Mei, 2009

Tuhan yang maha esa dan Ketuhanan



Tulisan ini saya tulis berdasarkan buku Agama Islam yang saya baca di Universitas Gunadarma. Pada bab 1 yang bertemakan "Tuhan yang maha esa dan Ketuhanan".

Pada dasarnya agama dapat bersifat primitif dan ada yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama-agama yang terdapat dalam masyarakat primitif adalah dinamisme, animisme, politeisme dan henoteisme.

Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada benda-benda tertentu yang dianggap mempunyai kekuatan gaib yang berpengaruh pada kehidupan manusia sehari-hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersifat baik dan ada pula yang bersifat jahat. Benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib yang bersifat baik, disenangi dan dipakai bahkan dimakan agar orang yang memakannya senantiasa dipelihara dan dilindungi oleh kekuatan gaib yang ada di dalamnya. Kekuatan gaib itu disebut mana yang dalam Bahasa Indonesia disebut tuah atau sakti. Dalam masyarakat Indonesia ada orang yang masih menghargai barang-barang yang dianggap bertuah atau sakti, misalnya keris, batu dan cincin yang apabila dipakai akan terpelihara dari penyakit, kecelakaan, bencana dll. Semakin banyak mana yang dimiliki oleh sebuah benda maka semakin jauh orang dari bahaya dan selamatlah dia dalam hidupnya, kehilangan mana berarti maut. Sedangkan benda yang mempunyai kekuatan gaib yang bersifat jahat banyak ditakuti oleh orang, oleh karena itu dijauhi.
Animisnme adalah kepercayaan yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa memiliki roh. Roh ada yang baik dan ada pula yang jahat. Kepada roh yang baik senantiasa dijaga hubungan baiknya dan dihormati dengan cara senantiasa membuat roh-roh baik itu agar merasa senang yaitu dengan mengadakan dan memberika sesajen, sebagai makanannya dalam bentuk binatang, makanan, kembang dan lainnya agar roh-roh itu merasa senang. Roh nenek moyang juga merupakan roh yang dihormati dan ditakuti. Jika roh-roh itu merasa senang dipercayai dapat menyelamatkan hidupnya dan terhindar dari segala malapetaka.
Politeisme adalah kepercayaan pada dewa-dewa. Bahwa hal-hal yang menyebabkan taajub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh akan tetapi oleh para dewa. Dewa-dewa dalam politeisme dipercayai masing-masing memiliki tugas tertentu. Ada dewa yang bertugas menyinarkan cahaya ke permukaan bumi, yang dalam agama Mesir kuno disebut Ra, dalam agama India kuno disebut Surya, dan dalam agama Persia kuno disebut Mithra. Sedangkan dewa yang bertugas menurunkan hujan yang diberi nama Indera dalam agama India kuno dan Donnar dalam agama Jerman kuno. Ada pula dewa yang bertugas mengatur angin yang disebut Wata dalam agama India kuno dan Wotan dalam agama Jerman kuno.
Henoteisme adalah mempercayai satu Tuhan untuk satu bangsa dan bangsa-bangsa lain memiliki tuhannya sendiri-sendiri. Henoteisme mengandung faham tuhan nasional. Faham yang serupa ini terdapat dalam perkembangan faham keagamaan masyarakat Yahudi. Yahweh pada akhirnya mengalahkan dewa-dewa yang lainnya, sehingga Yahweh menjadi tuhan nasional bangsa Yahudi.
Dalam masyarakat yang sudah maju agama yang dianut bukan lagi dinamisme, animisme, politeisme dan henoteisme akan tetapi agama monoteisme, yaitu agama tauhid. Dasar ajaran agama monoteisme adalah tuhan satu, Tuhan Maha Esa, dengan demikian tuhan tidak lagi merupakan tuhan nasional akan tetapi tuhan internasional, tuhan semua bangsa di dunia ini dan bahkan Tuhan Alam Semesta. Disinilah Islam mengambil posisi sebagai agama tauhid yang hanya mengakui adanya satu tuhan yaitu Allah SWT. yang merupakan inti dari ajaran Agama Islam yang terumuskan dalam kalimat tauhid Laa ilaaha illallah. Dan keyakinan atau keimanan yang merupakan pengembangan dari kalimat tauhid di atas sering disebut dengan Aqidah.
Aqidah menurut etimologi adalah ikatan atau sangkutan. Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Aqidah dalam pengertian teknis artinya iman atau keyakinan. Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Dzat Mutlak Yang Maha Esa yang disebut Allah SWT. Allah Maha Esa dalam dzat, sifat dan perbuatan wujud-Nya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman dan prima causa seluruh keyakianan Islam.
Pokok-pokok keyakinan Islam yang terangkum dalam istilah Rukun Islam adalah :
  1. Keyakinan kepada Allah SWT.
  2. Keyakinan kepada Malaikat.
  3. Keyakinan kepada Kitab Suci.
  4. Keyakinan kepada Nabi dan Rasul.
  5. Keyakinan kepada Hari Akhir.
  6. Keyakinan kepada Qadha dan Qadhar.


Download lebih lengkapnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |