25 November, 2009

Kuliah Umum “Perkembangan Teknologi Dalam Rekayasa Geoteknik di Indonesia”

 

the_palmHari adalah hari yang sedikit berbeda dengan hari-hari yang lain karena kami semua warga teknik sipil Gunadarma melaksanakan Kuliah Umum yang bertema “Perkembangan Teknologi Dalam Rekayasa Geoteknik di Indonesia”. Acara yang dimulai pada pukul 08.45 pagi diisi oleh 2 pembicara yang sangat baik dan sangat informatif saat menyampaikan ilmu yang dimilikinya, yaitu :

 

 

 

  1. Bapak Enrico sebagai praktisi dari Golder Associates sebuah perusahaan Internasional di bidang Geoteknik
  2. Ibu Sri Wulandari, ST,. MT sebagai Dosen Geologi teknik Universitas Gunadarma

Adapun catatan saya dalam presentasi yang di sajikan oleh  2 pembicara di atas adalah sebagai berikut :

Pertama adalah kuliah yang disajikan oleh Bu Wulan dengan tema perkembangan ilmu Geologi dari awal hingga sekarang namun disajikan dengan english text yaitu langsung saja :

 

Tahun 1940

  • Pengenalan secara singkat kepada Karl Terzaghi (1940) atau ada yang menyebut bahwa kakek dari ilmu Geoteknik.
  • Pasca dari perang dua II ternyata ilmu Geoteknik berkembang cukup pesat seperti bidang ilmu yang lain.

Tahun (1950-1960)

Pada masa dekade ini terdapat beberapa subbidang geoteknik yang mengalami perkembangan yaitu

  1. Stabilitas Lereng
  2. Kekuatan Geser
  3. Struktur Tanah
  4. Design Pergerakan
  5. Stabilitas Tanah – Perbaikan Tanah
  6. Transient Loading

Tahun (1960-1970)

  1. Tekanan Air Pori
  2. Fenomena Kimia Fisik Tanah
  3. Ilmu Batuan
  4. Aplikasi Komputer
  5. Analisi Elemen Hingga
  6. Interaksi Struktur Tanah
  7. Dinamika Tanah
  8. Likuifaksi
  9. Earth Dam atau sebuah dam yang dibuat oleh tanah sekitar atau tanah dari tempat lain
  10. Offshore atau lepas pantai, Cold Region atau Zona Dingin seperti Penelitian tanah di kutub dan Lunar Project atau Sebuah penelitian yang dilakukan di luar planet Bumi seperti Bulan atau Mars

Tahun (1970-1980)

  1. Centrifuge Testing
  2. Constructive Modeling
  3. Geoteknik Gempa
  4. Konstruksi bawah tanah

 Tahun (1980-1990)

Pada tahun ini berkembang Geohidrologi yaitu sebuah ilmu yang mempelajari antara sifat dan tanah yang memang tidak dapat dipisahkan di lapangan.

 Tahun (1990-2000)

  1. land reclamation – yaitu ilmu yang mempelajari membuat laut di pinggir pantai menjadi sebuah pulau kecil, atau daratan
  2. pengindraan jarak jauh
  3. Geographic Information System- untuk mengetahui dari setiap jenis tanah secara umum hanya dengan diambil gambar oleh satelit.

itu adalah garis besar yang di jelaskan oleh Bu Wulan pada kesempatan kuliah umum ini dan juga Bu Wulan mengatakan bahwa ilmu dari geologi tanah ini secara umur masih baru dibandingkan dari ilmu teknik sipil itu sendiri maka masih banyak PR yang harus di kerjakaan . Dan juga Bu Wulan selalu berpesan agar bisa melakukan penelitian-penelitian tanah agar tanah di Indonesia ini memiliki standar tersendiri.

 

Setelah Bu Wulan selesai dalam memberikan sajian presentasi, Bapak Enrico langsung mengisi acara selajutnya.

Bapak yang menyelesaikan S1 dan S2 di Universitas Parahyangan ini mempersentasikan dengan tema “Innovative Design to Allow Mining Through Swamp Adjacent to Sea in Kalimantan.

sebuah paparan yang menjelaskan metode yang dilakukan oleh Golder Associates untuk mengatasi permasalahan tanah di sebuah daerah di Kalimatan untuk pengunaan tambang batu bara.

Tahap-tahap yang harus dilakukan adalah:

  1. Desk Study (Existing data)
  2. Design Optional
  3. Discussion
  4. Decision – Design
  5. Construction

Pada presentasi ini Pa Enrico langsung masuk ke point kedua yaitu Design Optional.

Ada 2 metode yang di bahas pada kesempatan kali ini yaitu Metode stone columns dan Deep Soiling Mixing

pada metode Stone colums memiliki masalah yaitu harga yang mahal karena harus membawa batuan yang jauh jaraknya dan dalam pengerjaan butuh peralatan tambahan seperti casing agar tanah tidak menutup kembali setelah proses pengeboran tanah untuk di masukan batuannya.

 

Jika pada Deep Soiling Mixing butuh space yang besar untuk alat berat yang bertuga untuk menumbuk tanah.

 

maka di gabungkan 2 metode diatas yaitu dengan nama Hybrid system yaitu kombinasi pile cantilever retaining structure dan deep soiling mixing.

 

setelah menentukan design Pa Enrico menjelaskan tahap selajutnya yaitu dengan melakukan intevestigation untuk melakukan penelitian keadaan tanah pada wilayah tersebut, Yaitu:

  • Borehole yaitu metode untuk mendapatkan tanah undisturbed atau tanah yang tidak terganggu tetapi menurut Pa Enrico sebenarnya tanah ini mengalami gangguan juga pada saat pengambilan tanahnya. ada 2 tes pada borehole ini
  1. SPT (Standard Penetration Test)- untuk mengetahui nilai kohesi dari tanah
  2. Rock core=  Measured rock profile – (untuk mengetahui dari retakan, Rock Quality Designation), wheathering dan kekuatan batuan.
  3.  

setelah itu Pa Enrico berbagi ilmu pada saat penelitian butir halus yaitu dengan PCPT atau Piezometric Cone Penetration Test. setelah itu kita mendapatkan

Index properties :

  1. water content
  2. Grain size
  3. Atterberg Limit
  4. Bulk density
  5. Specific Gravity

Mechanical Test:

  1. UU triavial
  2. UCS test for Rock

setelah mendapat hal diatas melakukan tahap analisa desain pile cantilever dengan Elemen Hingga program yaitu:

WALLAP dan Qwall, jika Qwall lebih ke strukturnya.

 

Setelah itu sesi ke 2 Pa Enrico memperkenalkan efek dari Blasting pada keadaan reatining. dari hasil analisis mengunakan UDEC (Universal District Element Code). beban kejut ini di harapkan tidak mengalami distribusi gaya dari TNTnya agar tidak mengalami failure.

Dan kesimpulan dari Pa Enrico adalah:

  • Memiliki komunikasi yang baik kepada siapa saja
  • Deep Soil Mixing sudah di praktekan di Indonesia
  • Desain yang inovatif dan murah dapat sedikit mencegah kerusakaan lingkungan yang besar

 

 

 

 

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

Share |